KENTANG BERACUN

DATA INFORMASI KLARIFIKASI
JENIS KLARIFIKASI
KESEHATAN - KESEHATAN
LOKASI INFORMASI
NASIONAL - NASIONAL
JENIS INFORMASI
BENAR - BENAR
KANAL ADUAN
INSTAGRAM
BUKTI ADUAN
GAMBAR
PETUGAS CEK FAKTA
DILIHAT
1406 KALI

Selasa, 18 Desember 2018

Sampurasun Wargi Jabar Telah beredar di media sosial bahwa mengkonsumsi kentang yang telah bertunas dapat menyebabkan kematian. . . [PENJELASAN] Dilansir oleh lifestyle.okezone.com, Disebutkan bahwa sebenarnya kentang bertunas itu tidak perlu berakhir di tempat sampah. Pasalnya, sebagaimana dilapor Dailymail, Selasa (19/12/2017) peneliti makanan dari University of Lincoln mengemukakan bahwa kentang-kentang bertunas ini bisa dikonsumsi dan tidak beracun alias aman untuk dimakan selayaknya kentang biasa kentang normal pada umumnya. Diterangkan lebih lanjut, para peneliti menyarankan yang harus dilakukan ketika mendapati kentang-kentang di rumah menjadi kentang bertunas adalah tinggal memotong menghilangkan tunas-tunas itu, lalu olahlah kentang menjadi salah satu bahan makanan seperti biasanya maka pada dasarnya kentang bertunas itu akan memiliki cita rasa yang sama dengan kentang normal seperti biasanya. Penjelasan selanjutnya dikutip juga dari Sentra Informasi Keracunan Nasional BPOM, kentang mengandung racun alami glikoalkaloid yang terdiri dari dua jenis racun utama, yaitu solanin dan chaconine. Solanin adalah racun kelompok glikoalkaloid jahat, biasanya terdapat pada daging kentang berwarna kehijauan yang telah muncul ke permukaan dan siap untuk melakukan fotosintesis sehingga menghasilkan klorofil dan membuat solanin. Jika solanin terkonsumsi, maka dapat menyebabkan mual-mual, muntah, sakit perut, diare, radang tenggorokan, sakit kepala, pusing, sampai halusinasi. Bahkan jika mengonsumsi kentang hijau sebanyak 3 sampai 6 mg per kilogram dari berat badan dapat menyebabkan kematian. . . [HIMBAUAN] BENAR bahwa kentang apabila telah bertunas, kentang akan menghasilkan racun solanin yang diakibatkan dari proses fotosintesis. Jika solanin terkonsumsi, maka dapat menyebabkan mual-mual, muntah, sakit perut, diare, radang tenggorokan, sakit kepala, pusing, sampai halusinasi. Sampai saat ini belum ditemukan bukti dari sumber terpercaya yang menyebutkan bahwa takaran 3 sampai 6 mg per kilogram dari berat badan dapat menyebabkan kematian. . . [SUMBER LINK KLARIFIKASI] 1. http://bit.ly/2Bu01oN 2. http://bit.ly/2CnNQeN 3. http://bit.ly/2BsVcff